Vinícius Júnior sedang menghadapi salah satu periode tersulit dalam kariernya bersama Real Madrid. Setelah 17 pertandingan beruntun tanpa mencetak gol, winger asal Brasil itu mendapat siulan dari para pendukungnya sendiri di Santiago Bernabéu, yang kemudian memicu reaksi di luar lapangan dan menjadi sorotan utama media Spanyol.

Malam yang Sulit di Santiago Bernabéu

Pertandingan Real Madrid melawan Sevilla diharapkan menjadi momen kebangkitan bagi Vinícius Júnior, namun justru memperlihatkan ketegangan yang semakin terasa antara sang pemain dan publik Bernabéu. Vinícius tampil sebagai starter dengan mengenakan ban kapten, menegaskan statusnya sebagai salah satu pemimpin tim. Namun, kontribusinya di lapangan belum mampu memenuhi ekspektasi tinggi yang selalu melekat pada seorang bintang kelas dunia.

Secara statistik, penampilannya bisa dikatakan biasa saja, bukan benar-benar buruk. Ia mencatatkan enam dribel sukses dari sembilan percobaan, menciptakan dua peluang bagi rekan setim, serta melepaskan satu tembakan tepat sasaran. Namun, bagi pemain dengan reputasi seperti Vinícius, angka tersebut dianggap belum cukup. Terlebih lagi, ia kini telah lebih dari dua bulan tanpa gol, dengan total 17 pertandingan beruntun tanpa mencetak gol sejak brace melawan Villarreal pada awal Oktober.

Momen yang Memicu Siulan

Momen krusial terjadi pada menit ke-83, ketika Vinícius ditarik keluar dan digantikan oleh penyerang muda Gonzalo García. Saat meninggalkan lapangan, stadion Santiago Bernabéu yang penuh langsung dipenuhi siulan keras. Reaksi semacam ini bukan hal asing di Real Madrid, tetapi memiliki makna tersendiri mengingat budaya klub yang sangat menuntut dan peran penting Vinícius di lini serang.

Selama pertandingan berlangsung, Vinícius tidak menunjukkan reaksi apa pun. Tidak ada gestur ke arah tribun, tidak pula konfrontasi di lapangan. Namun, responsnya muncul setelah laga usai, dalam bentuk yang jauh lebih simbolis dan langsung memicu berbagai spekulasi mengenai kondisi mental serta hubungannya dengan klub.

Pesan Media Sosial yang Halus namun Kuat

Tak lama setelah pertandingan berakhir, Vinícius mengganti foto profil Instagram-nya, menghapus foto dengan seragam Real Madrid dan menggantinya dengan gambar yang berkaitan dengan tim nasional Brasil. Ia juga mengunggah sebuah story tanpa keterangan, hanya berisi tanda elipsis. Di era sepak bola modern, tindakan seperti ini jarang luput dari perhatian, dan banyak pihak menafsirkannya sebagai bentuk kekecewaan atau jarak emosional.

Ini bukan kali pertama Vinícius menjadi sorotan di luar lapangan dalam beberapa pekan terakhir. Dalam laga Copa del Rey melawan Talavera, ia duduk di bangku cadangan sepanjang pertandingan. Ketika tim tuan rumah mencetak gol di menit akhir, kamera televisi menangkap Vinícius tertawa dan berbincang dengan Endrick, sementara pelatih Xabi Alonso terlihat tegang di sisi lapangan. Media Spanyol segera mengangkat momen tersebut, meski pihak klub memilih untuk tidak memberikan komentar resmi.

Pandangan Internal Real Madrid dan Ketidakpastian yang Meningkat

Menurut laporan AS, Real Madrid mulai merasa khawatir dengan atmosfer tegang yang mengelilingi Vinícius. Meski mendapat kritik, klub masih memberikan dukungan internal, menilai etos kerja, kegigihan, serta peran jangka panjang sang pemain. Vinícius sendiri dikabarkan mengakui bahwa kondisinya saat ini belum berada di level terbaik, baik secara fisik maupun mental, dan jeda musim dingin diyakini bisa menjadi kesempatan untuk memulihkan diri.

Namun, kesabaran di Real Madrid tidak pernah tak terbatas. Setiap pertandingan tanpa gol menambah tekanan, baik dari suporter maupun dari internal klub. Situasi ini menjadi semakin sensitif seiring dengan performa di lapangan yang mulai bersinggungan dengan pembicaraan mengenai masa depan kontraknya.

Negosiasi Kontrak Menambah Tekanan

Vinícius Júnior hingga kini belum mencapai kesepakatan perpanjangan kontrak dengan Real Madrid, dan negosiasi masih mengalami kebuntuan. Laporan menyebutkan bahwa sang winger menuntut gaji sebesar 30 juta euro per tahun, termasuk bonus perpanjangan kontrak yang selama ini hampir tidak pernah diberikan oleh klub. Di sisi lain, Real Madrid disebut hanya bersedia menawarkan sekitar 20 juta euro per musim.

Pada awal musim, The Athletic melaporkan bahwa Vinícius sempat mengungkapkan kekecewaan mendalam terhadap hubungannya dengan pelatih Xabi Alonso, yang ia sebut sudah “sepenuhnya rusak.” Meski dinamika dengan pelatih bisa berpengaruh, faktor finansial dinilai sebagai hambatan utama. Manajemen klub dikabarkan enggan memenuhi tuntutan tersebut tanpa bukti jelas bahwa Vinícius mampu kembali ke level performa tertinggi secara konsisten.

Bintang di Persimpangan Jalan

Seiring berlanjutnya paceklik gol, ketegangan di sekitar Vinícius Júnior semakin terasa. Ia tetap menjadi salah satu pemain paling berbakat dan berpengaruh di sepak bola Eropa, namun situasi saat ini menunjukkan betapa cepatnya persepsi bisa berubah di klub sebesar Real Madrid. Beberapa pekan ke depan bisa menjadi penentu, baik untuk performanya di lapangan maupun masa depannya bersama klub.

Untuk membaca lebih banyak berita Liga Champions yang relevan bagi pembaca di Indonesia, Anda bisa menemukannya di sini. Sementara itu, hasil pertandingan terbaru dan klasemen terkini dapat Anda lihat di sini.

Share this post

Related posts