• Home
  • Analisis Tim
  • Manchester City 2025/26 Season: Perebutan Gelar atau Kegagalan Lagi?

Musim Manchester City 2025/26 dimulai di bawah tekanan besar setelah kampanye yang mengecewakan, dengan Pep Guardiola harus membangun ulang skuad dan menargetkan kembalinya perburuan trofi. Pada musim lalu, kita melihat segalanya: ledakan emosi Guardiola, performa buruk di lini serang dan pertahanan, proses perombakan tim, serta cedera pemain-pemain kunci. City sebenarnya memulai musim dengan cukup baik, tetapi semakin mendekati akhir kompetisi, semakin sering Guardiola mengejutkan para penggemar dan media. Mantan pelatih Barcelona dan Bayern Munich itu terlihat kehilangan kendali dan tampak sangat terkuras secara emosional. Pada satu momen, setelah kembali gagal meraih kemenangan di Liga Champions, Pep bahkan menggaruk kepalanya sendiri karena frustrasi. Manchester City sempat unggul 3–0 atas Feyenoord hingga menit ke-75, namun hanya dalam 18 menit, tim asal Belanda itu mampu menyamakan kedudukan menjadi 3–3 melawan City yang seharusnya dominan. Sejak saat itu, kegagalan demi kegagalan terus terjadi. Muncul pertanyaan besar: apakah ini akhir segalanya, dan mungkin musim terakhir Guardiola? Pada musim 2024/25, Manchester City hanya finis di posisi ketiga dengan 71 poin — sebuah kegagalan besar menurut standar mereka, terutama karena tertinggal 13 poin dari Liverpool yang menjuarai liga dengan 84 poin. Banyak pihak tidak memahami mengapa City bisa runtuh sedrastis itu. Di Liga Champions, City kembali harus tersingkir setelah menghadapi Real Madrid di babak 16 besar (agregat 6–3), dengan hat-trick Mbappé di Santiago Bernabéu menjadi penentu. Alasan utama dari kejatuhan ini adalah cedera jangka panjang Rodri, pemain terpenting dalam sistem permainan Guardiola. Seluruh struktur sepak bola Guardiola bertumpu pada gelandang bertahan asal Spanyol tersebut. Rodri bukan hanya piawai merebut bola dan mengalirkan permainan, tetapi juga menjadi penghubung utama transisi dari bertahan ke menyerang lewat kualitas umpannya. Kevin De Bruyne sebelumnya memiliki peran serupa, namun sang gelandang Belgia sudah berada di fase akhir siklusnya di klub dan akhirnya pindah ke Napoli di bawah asuhan Antonio Conte. Sementara itu, Guardiola harus mengalihkan fokusnya ke tantangan berikutnya: Piala Dunia Antarklub

Musim Manchester City 2025/26 akan menjadi momen penentuan apakah proyek pembangunan ulang Guardiola mampu membawa klub kembali ke dominasi.

Piala Dunia Antarklub dan Transfer Musim PanasClub World Cup and summer transfers

Pada bursa transfer musim panas, sudah banyak yang memperkirakan bahwa salah satu pemain terpenting di era Guardiola akan meninggalkan Manchester City — Kevin De Bruyne. Mencari pengganti menjadi hal yang sangat mendesak, mengingat Piala Dunia Antarklub sudah semakin dekat. Kepergian Kevin menandai berakhirnya satu era dan dimulainya era baru. Sebagai respons, pada awal Juni City mendatangkan Tijjani Reijnders dari AC Milan dengan nilai €55 juta, serta Rayan Cherki dari Lyon seharga €36,5 juta — gelandang serang berbakat dengan gaya bermain yang mengingatkan pada Phil Foden. Rodri berhasil pulih tepat waktu untuk tampil di Piala Dunia Antarklub di Amerika Serikat, dan City dengan skuad yang diperbarui sukses melewati fase grup dengan tiga kemenangan dari tiga laga serta selisih gol 13–2. Namun, kekecewaan datang di fase gugur, ketika City kalah 3–4 dari Al-Hilal, tim yang baru saja mengganti pelatih kepala mereka, setelah kebobolan dua gol di babak tambahan. Meski pasukan Guardiola unggul jauh dalam statistik dan jumlah peluang, buruknya penyelesaian akhir menjadi faktor penentu. Para pemain baru masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi, dan tersingkir lebih awal ini justru bisa menjadi pelajaran berharga dalam persiapan menuju musim baru. Seperti yang kita ingat, Chelsea akhirnya menjuarai Piala Dunia Antarklub dengan mengejutkan banyak pihak setelah menghancurkan PSG 3–0 di partai final.

Guardiola kemudian fokus mempersiapkan tim untuk musim baru dan mengintegrasikan para pemain baru sesuai dengan kekuatan mereka masing-masing. Memang, baik Cherki maupun Reijnders belum berada di level Kevin De Bruyne atau David Silva, tetapi Reijnders merupakan salah satu harapan utama AC Milan dan menjalani musim sebelumnya dengan cukup solid, mencetak 10 gol dan memberikan 4 assist — catatan yang sangat baik untuk seorang gelandang, terutama di liga yang cenderung mengutamakan permainan bertahan dan menjaga hasil. Manajemen klub juga memutuskan untuk memberikan “hadiah” kepada Guardiola: kiper utama Ederson hengkang ke Turki, dan sebagai penggantinya City mendatangkan dua penjaga gawang kelas atas — James Trafford dari Burnley serta Gianluigi Donnarumma, kiper yang sukses meraih segalanya bersama Paris Saint-Germain pada musim lalu.

Manchester City 2025/26: Situasi Terkini

Manchester City mengawali musim dengan cukup sulit setelah menelan dua kekalahan beruntun dari Tottenham dan Brighton, namun hasil positif segera menyusul. Kini City tampil lebih stabil dan secara konsisten mengumpulkan poin di liga. Tim asuhan Guardiola sedang berada dalam tren tujuh kemenangan beruntun. Kekalahan mengejutkan 0–2 dari Bayer Leverkusen di Liga Champions justru menjadi titik balik, setelah itu City mulai mendominasi lawan-lawannya baik di Premier League maupun di kompetisi Eropa. Saat ini, City menempati posisi kedua klasemen dengan 37 poin, hanya tertinggal dari Arsenal yang mengoleksi 39 poin dari 17 pertandingan, sementara Aston Villa asuhan Unai Emery membuntuti dengan 36 poin. Jika City dan Arsenal mampu menjaga performa mereka serta terhindar dari cedera pemain kunci, persaingan gelar diyakini akan berlangsung hingga pekan terakhir. Kita akan menyaksikan musim yang kembali menarik, dengan murid Guardiola, Mikel Arteta, menantang kekuatan Manchester City. Liverpool sendiri telah tersingkir dari perburuan gelar meskipun menghabiskan €500 juta pada bursa transfer musim panas ini. Di Liga Champions, City saat ini berada di peringkat keempat dengan 13 poin dari enam pertandingan dan seharusnya bisa lolos dengan nyaman ke babak 16 besar. Stabilitas telah kembali di kompetisi domestik, dan Rayan Cherki mulai memberikan dampak besar dengan mencatatkan tujuh kontribusi gol dalam 12 pertandingan. Jika Guardiola mampu mempertahankan dan meningkatkan apa yang sudah berjalan dengan baik saat ini, Manchester City berpeluang meraih trofi dan bersaing di semua kompetisi. Hal itu tentu tidak akan mudah, tetapi semua orang tahu bahwa City mampu menang dan meraih hasil ketika tim-tim lain mengalami kesulitan. Erling Haaland saat ini berada di puncak performanya: penyerang asal Norwegia tersebut telah mencatatkan 23 kontribusi gol dalam 17 laga liga dan mencetak enam gol di Liga Champions. Dengan “mesin gol” seperti Haaland, Guardiola memiliki peluang besar untuk sukses musim ini. Waktu untuk bertindak adalah sekarang, karena Aston Villa tidak sekompetitif Arsenal dan cepat atau lambat tim Unai Emery akan kehilangan poin. Segalanya bergantung pada pasukan Guardiola — perebutan posisi pertama atau kedua di Inggris, serta perjalanan di Liga Champions, di mana PSG, Arsenal, dan Bayern masih menjadi favorit, namun City sepenuhnya mampu bersaing berkat ketajaman Haaland.

Untuk membaca lebih banyak berita Liga Champions yang relevan bagi pembaca di Indonesia, Anda dapat menemukan liputan terbaru kami di sini. Sementara itu, hasil pertandingan terbaru dan klasemen terkini dapat Anda lihat di sini.

Share this post

Related posts