Enam laga fase liga Liga Champions telah selesai, dan turnamen kini memasuki jeda alami sebelum fase penentuan pada Januari. Dengan dua pertandingan tersisa, sejumlah klub sudah memastikan tempat di fase gugur, sementara yang lain menghadapi tekanan besar karena skenario kelolosan mulai semakin jelas.
Situasi Setelah Enam Matchday
Fase liga Liga Champions telah mencapai titik krusial. Setelah enam dari delapan pertandingan dimainkan, setiap klub kini memiliki gambaran yang cukup jelas mengenai posisi mereka sebelum kompetisi kembali bergulir pada akhir Januari. Tidak ada pertandingan Liga Champions lagi yang dimainkan pada tahun 2025, memberi waktu bagi tim untuk beristirahat, memulihkan kondisi, dan mengevaluasi target mereka.
Dengan hanya dua laga tersisa untuk masing-masing dari 36 tim, ruang untuk melakukan kesalahan semakin sempit. Beberapa klub sudah dipastikan lolos ke fase gugur, sementara yang lain masih berjuang untuk bertahan di dalam 24 besar. Bagi tim-tim di papan bawah, ancaman tersingkir dari kompetisi Eropa semakin nyata kecuali terjadi perubahan drastis.

Cara Kerja Kualifikasi dalam Format Baru
Dalam format Liga Champions yang baru, posisi akhir di klasemen fase liga sangat menentukan nasib setiap klub. Tim yang finis di peringkat satu hingga delapan langsung lolos ke babak 16 besar tanpa harus melewati laga tambahan. Jalur ini menjadi yang paling ideal karena memberi keuntungan waktu istirahat dan persiapan lebih panjang.
Klub yang berada di posisi sembilan hingga 24 harus melalui babak playoff tambahan yang dimainkan dalam dua leg, kandang dan tandang. Pemenang dari babak ini akan melengkapi daftar peserta 16 besar. Sementara itu, tim yang finis di posisi 25 hingga 36 langsung tersingkir dari kompetisi Eropa. Jika terjadi jumlah poin yang sama setelah delapan laga, sejumlah kriteria akan digunakan, termasuk selisih gol, jumlah gol, gol tandang, jumlah kemenangan, hingga koefisien klub.
Arsenal Memimpin di Puncak Klasemen
Setelah enam pertandingan, Arsenal berdiri sendirian di puncak klasemen dengan catatan sempurna. Tim asuhan Mikel Arteta mengoleksi 18 poin penuh, menunjukkan konsistensi dan efisiensi tinggi di setiap laga. Bayern Munich berada di posisi kedua dengan 15 poin, disusul Paris Saint-Germain, Manchester City, dan Atalanta yang masing-masing mengoleksi 13 poin.
Kehadiran Atalanta di lima besar menjadi salah satu kejutan terbesar musim ini, terutama setelah kepergian Gian Piero Gasperini. Kelima tim tersebut sudah memastikan setidaknya satu tempat di fase gugur dan kini fokus untuk mengamankan posisi delapan besar agar terhindar dari babak playoff.
Persaingan Ketat di Belakang Para Pemimpin
Posisi enam hingga sembilan ditempati oleh Inter, Real Madrid, Atlético Madrid, dan Liverpool, yang semuanya mengoleksi 12 poin. Grup ini masih berada dalam posisi relatif aman, namun tidak boleh lengah karena satu hasil buruk saja bisa menjatuhkan mereka ke zona playoff.
Situasi yang lebih mengkhawatirkan dialami oleh raksasa tradisional seperti Barcelona dan Juventus. Barcelona saat ini berada di peringkat ke-15 dengan 10 poin, sementara Juventus lebih rendah lagi di posisi ke-17 dengan sembilan poin. Bahkan dua kemenangan di sisa laga belum tentu menjamin tiket langsung ke babak 16 besar, sehingga kemungkinan besar mereka harus melewati babak playoff.
Klub di Ambang Batas dan yang Membutuhkan Keajaiban
Beberapa tim sudah menghadapi tantangan berat. Eintracht Frankfurt dan Club Brugge, yang masing-masing baru mengoleksi empat poin, memiliki peluang yang sangat kecil untuk menembus 24 besar. Bagi klub lain, peluang lolos kini nyaris bergantung pada keajaiban. Bodø/Glimt, Slavia Praha, Ajax, Villarreal, dan Kairat membutuhkan hasil nyaris sempurna sekaligus bantuan dari hasil pertandingan lain agar tetap bertahan.
Seiring berjalannya fase liga, jarak antara tim penantang serius dan tim papan bawah semakin terlihat jelas, menegaskan betapa keras dan tanpa kompromi format baru Liga Champions.
Kejatuhan Liverpool dan Perubahan Favorit Juara
Sebelum fase liga dimulai, Liverpool dianggap sebagai favorit utama untuk menjuarai Liga Champions berdasarkan penilaian bandar taruhan. Paris Saint-Germain dan Real Madrid juga masuk dalam daftar kandidat terkuat, sementara Arsenal lebih sering dipandang sebagai penantang dari luar.
Kini persepsi tersebut berubah secara signifikan. Arsenal justru muncul sebagai favorit utama berkat performa dominan dan rekor sempurna mereka sejauh ini. Bayern Munich dan PSG masih berada di belakang mereka, sementara klub seperti Liverpool, Real Madrid, dan Barcelona mengalami penurunan status favorit akibat performa yang belum meyakinkan.
Dua Laga Tersisa Akan Menentukan Segalanya
Lawan dan lokasi pertandingan untuk dua matchday terakhir sudah ditentukan sejak undian awal, dan jadwal ini menjanjikan banyak laga penentu. Beberapa tim papan atas akan saling berhadapan langsung, yang berpotensi mengubah peta klasemen secara drastis, sementara tim lain memiliki peluang mengamankan kelolosan saat menghadapi lawan yang lebih rendah peringkatnya.
Dengan pertandingan dijadwalkan pada akhir Januari, klub harus menyeimbangkan komitmen domestik, rotasi skuad, serta pemulihan fisik setelah jeda musim dingin. Bagi banyak tim, dua laga ini akan menentukan keseluruhan perjalanan mereka di Eropa musim ini.
Jalan Menuju Final Liga Champions
Jadwal fase gugur telah ditetapkan. Undian babak playoff akan berlangsung pada 30 Januari 2026, dengan leg pertama dimainkan pada pertengahan Februari dan leg kedua sepekan kemudian. Babak 16 besar dimulai pada bulan Maret, diikuti perempat final pada April, serta semifinal pada akhir April dan awal Mei.
Final Liga Champions akan digelar pada 30 Mei, menjadi puncak dari musim yang panjang dan melelahkan. Dengan begitu banyak klub yang masih bersaing, fase akhir kompetisi ini dipastikan akan penuh drama, tekanan, dan momen penentuan di setiap level.
Untuk membaca lebih banyak berita Liga Champions yang relevan bagi pembaca di Indonesia, Anda bisa menemukannya di sini. Sementara itu, hasil pertandingan terkini, klasemen, dan skenario fase gugur dapat Anda lihat di sini.


